Aspek Etik dan Hukum Bayi Tabung
Oleh ACHMAD BIBEN
KELAHIRAN bayi tabung pertama di Jawa Barat meskipun bukan yang pertama di Indonesia, sebagai hasil ketekunan, profesionalisme, dan kesabaran dari tim pengelola klinik Aster RSHS/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran patut kita hargai, mengingat proses pelaksanaan teknik bayi tabung sangat kompleks dan bervariasi. Yang dimaksud dengan teknik reproduksi berbantu (TRB) atau nama awam bayi tabung, adalah suatu tindakan manipulasi terhadap oosit, sperma, keduanya ataupun fertilisasinya, dengan tujuan untuk meningkatkan keberhasilan konsepsi dan angka kehamilan.
PROSES pengambilan sel telur ”ovum pick-up” oleh tim dokter di Klinik Aster RSHS, sebagai salah satu proses awal pembuatan bayi tabung.*DUDI SUGANDI/”PR”
Banyak tindakan yang masuk pada TRB ini, tetapi yang lazim dilakukan saat ini adalah inseminasi intra uteri (IIU), fertilisasi in vitro-embrio trans¬fer (FIV-ET) termasuk di¬dalamnya intra cytoplasmic sperm injection (ICSI), dan percutaneous epididymal sperm aspiration (PESA) ataupun testicular sperm extraction (TESE) bila ada azoospermia.
IIU merupakan TRB yang relatif sederhana, dan tidak terlalu mahal. Indikasi IIU terutama adalah unexplained infertility, ditambah dengan oligozoospermia, endometriosis ringan, ataupun gangguan ovulasi.
Keputusan untuk melakukan TRB bergantung pada umur terutama umur istri dan lama kawin, faktor penyebab infertilitas yang ada (indikasi, syarat dan kontra indikasi), kemampuan pusat pelayanan di mana pasangan datang, dan keadaan pasangan sendiri.
TRB merupakan salah satu penatalaksanaan pasangan suami istri (pasutri) infertil yang relatif mahal, meskipun akhir-akhir ini sudah lebih banyak memberikan harapan. Pada sisi lain infertilitas merupakan masalah yang sangat relatif rumit, merupakan interaksi dari beberapa masalah yang melibatkan banyak disiplin ilmu. Faktor sosial-ekonomi, kul¬tur-budaya, agama, dan pendidikan, merupakan faktor yang ikut berperan dalam menentukan arah langkah dan keberhasilan penatalaksanaan. Sedangkan faktor medis sendiri juga tidak kalah kompleksnya, mulai dari umur terutama umur istri, lama kawin, emosi, frekwensi koitus, obat yang dipakai, disamping kelainan organ reproduksi. Penatalaksanaan yang terarah, sistematis, efektif, efisien, aman, rasional, dan kalau mungkin dipilih yang murah, akan sangat membantu tercapainya angka kehamilan yang lebih baik.
Infertilitas mempunyai angka kejadian berkisar 12% dari pasutri usia subur, dengan penyebab yang kompleks dan luas, memerlukan sarana, prasarana, serta tenaga terampil yang khusus dan kompleks serta mahal. Pusat pelayanan kesehatan tidak semuanya memiliki persyaratan tersebut, diperlukan jejaring penatalaksanaan infertilitas, dengan komunikasi yang baik, menggunakan satu bahasa dan prosedur penatalaksanaan dasar yang sama. Prosedur tetap yang telah distandarisasi, baku, disetujui bersama, disosialisasikan, dan ditaati bersama sangat diperlukan.
Wadah untuk komunikasi, informasi, serta edukasi juga sangat diperlukan, agar terbina jejaring rujukan nasional yang kuat untuk menghadapi era globalisasi. Kolaborasi nasional akan lebih sangat menguntungkan, agar tidak tergilas globalisasi.
Perkembangan pesat TRB dalam 2 dekade ini telah menimbulkan kekhawatiran dari masyarakat, seolah-olah ilmu kedokteran telah melangkah jauh, melampaui kesiapan masyarakat itu sendiri dalam menerima kemajuan teknologi. Mengingat hal tersebut, dokter dan ilmuwan yang terlibat dalam penerapan TRB, harus bekerja dalam suatu rambu-rambu moral/etik dan hukum yang diatur oleh suatu badan/komite etik. Hal ini bukanlah berarti membatasi kemerdekaan dokter dan ilmuwan dalam menyerap kemajuan teknologi, tetapi harus memerhatikan dan mengikut sertakan kebijakan moral yang berlaku dan terdapat dalam masyarakat.
Pengakuan hak akan kehidupan, dalam segala tindakan yang mungkin harus dilaksanakan untuk mengatasi persoalan fertilitas, dengan memerhatikan tindakan pencegahan untuk mengatasi timbulnya permasalahan dalam masyarakat.
Penerapan TRB secara etik dapat dipertanggungjawabkan jika tujuannya adalah meningkatkan mutu ilmiah dan mutu pelayanan kedokteran serta diselenggarakan dengan mengikutsertakan kebijakan umum yang terdapat dalam masyarakat.
Membahas Bioetika dalam TRB, lebih banyak membicarakan kontroversi dari pelaksanaan TRB itu sendiri.
Banyak pertanyaan yang menyinggung masalah etik TRB, umumnya menjadi bahan debat, yang kadang-kadang tidak berkeputusan. Setiap kemajuan teknologi TRB akan menambah topik debat baru dan seterusnya yang belum ada kesesuaian. Pertanyaan tersebut khususnya mengenai perkembangan yang lahir bayi tabung dan alami. Meskipun telah kurang lebih 25 tahun TRB ini, penelitian yang betul-betul memenuhi persyaratan dalam meninjau perkembangan bayi tersebut belum ada. Hal ini disebabkan sulitnya penilaian sehubungan dengan tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, selain dari pada itu bayi hasil TRB sering kali diberikan perlakuan khusus oleh orang tuanya mengingat kelahirannya sangat didambakan dan melalui proses yang cukup rumit. Namun pada penelitian yang dalam waktu singkat tidak ada perbedaan dari tumbuh kembang bayi hasil TRB dan bukan TRB, meski perlu penelitian lebih lanjut.
Pada dasarnya masih terdapat silang pendapat pada konsep dasar status embrio. Ada pendapat embrio harus dihargai namun penghargaan tersebut tidak sama dengan terhadap manusia yang telah lahir. Pendapat lain embrio harus dihargai sebagai makhluk sejak saat konsepsi. Perbedaan sisi pendapat ini dipengaruhi antara lain oleh faktor agama/ kepercayaan, budaya, dan hukum.
Peneliti yang mengakui bahwa embrio adalah makhluk hidup, maka TRB harus memenuhi persyaratan etik serta kesempatan untuk hidup dan sejahtera. Embrio sebagai makhluk berlaku hak makhluk/ manusia sepenuhnya termasuk hak untuk tidak dipakai percobaan/ penelitian tanpa persetujuan. Bilamana embrio hanya merupakan suatu potensi dari makhluk, maka hanya dibutuhkan sedikit saja kaidah etik.
Pada saat ini mulai bergeser dari suatu riset TRB menjadi bagian dari pelayan infertilitas sehingga pelayanannya merupakan bagian dari pengelolaan pelayanan infertilitas secara keseluruhan. Dalam status pelayanan ini terkait masalah informed consent yang pada TRB harus diatur kembali mengenai otonomi, kewenangan dan pemahamannya. Komite etika kedokteran berbagai negara memberikan pandangan terhadap teknologi reproduksi buatan saat ini pada umumnya berdasarkan 4 asas yaitu berniat berbuat baik, tidak bertujuan kejahatan, menghargai kebebasan individu, menurut kaidah hukum yang berlaku.
**
KEBERHASILAN kelahiran bayi tabung yang pertama ini di Jawa Barat akan sangat memicu semangat dari sejumlah pasangan pernikahan infertil untuk mengupayakan memiliki bayi hasil rekayasa teknologi bayi tabung. Namun demikian keberhasilan take home baby yang sampai saat ini walaupun program teknik reproduksi berbantu atau bayi tabung ini sudah berlangsung sekira 25 tahun namun angka keberhasilan berkisar 30-40% relatif tetap, yang berarti take home baby hanya 3-4 bayi dari 10 wanita yang mengikuti program tersebut di atas.
Meskipun teknologi semakin meningkat demikian pula pengalaman yang semakin banyak namun kendala-kendala keberhasilan belum teratasi semua, padahal kurang lebih 18 juta pasangan infertil di negara berkembang mendambakan bayi melalui bayi tabung sebagai upaya maksimal. Adapun faktor-faktor yang mungkin menyebabkan ketidak berhasilan dalam memperoleh take home baby yaitu faktor usia yang lebih ditekankan pada usia perempuan mana angka infertil pada usia 30-34 tahun sekira 15 %, meningkat 30 % pada usia 35-39 tahun dan 64 % pada usia 40-44 tahun. Faktor suami walaupun ada perannya namun tidak begitu bermakna dibandingkan perempuan misalnya, hanya 23% keberhasilan bayi pasangan dengan usia suami di atas 50 tahun.
Selanjutnya angka kelahiran hasil dari rekayasa bayi tabung pada wanita usia 40 sampai 43 tahun hanya 2-5% dan lebih dari 44 tahun belum dilaporkan adanya keberhasilan, dikatakan bahwa penurunan keberhasilan terjadi setelah berumur 35 tahun.
Menipisnya cadangan sel telur yang ada pada wanita tersebut. Kelainan dari sperma pria yang sukar dikoreksi. Adanya kelainan infertilitas berat/kelainan ganda pada sistem reproduksi wanita. Dikenal adanya unexplained infertility, pada mana semua hasil pemeriksaan normal namun infertil angkanya sekira 10-30%.
Keberhasilan tiap senter pengelola bayi tabung: menunjukan perberbedaan satu sama lain namun tetap berkisar antar 30-40% take home baby, adapun masalahnya yaitu:
Belum semua unsur-unsur kesehatan reproduksi wanita khususnya, terungkap dalam ilmu pengetahuan masih banyak yang harus digali, dan yang belum diketahui menyebabkan sulitnya mendapatkan suatu keberhasilan yang tinggi dari program bayi tabung. Di samping hal tersebut di atas ternyata pola hormon reproduksi yang penting sekali dalam proses bayi tabung terdapat perbedaan perempuan antarbangsa, suku bangsa, antarperempuan dengan perempuan dan pada perempuan itu sendiri dari waktu ke waktu khususnya pada daur haid. Meskipun ilmu dasar reproduksi sudah diketahui namun kenyataan pada aplikasi bayi tabung dengan berbagai hormon sering menimbulkan perbedaan respons.
Tidak mengherankan kalau tiap-tiap senter memiliki protokol pengelolan bayi tabung sendiri-sendiri yang didasari oleh pengalaman dan bacaan ilmu kepustakaan. Hormon-hormon yang digunakan dalam program bayi tabung meskipun secara farmakokinetis telah diketahui namun sangat jarang atau dapat dikatakan tidak ada yang melakukan suatu riset klinik dengan jumlah sampel yang besar dan pemantauan yang lama.
Sebagai penutup, kompleksitas TRB disebabkan semakin dinamisnya pengertian dan makna dari pergeseran nilai, norma, dan keyakinan, yang tumbuh terus di masyarakat, masyarakat ilmiah, dan masyarakat awam. Semakin majemuknya konsep berpikir dan cara pandang dari masing-masing tingkat masyarakat tersebut. Di satu pihak ilmu dan penelitian teknologinya sulit dibendung, di pihak lain perangkat norma, nilai, dan keyakinan dibuat atas keputusan masyarakat sebagai the user, sebagai pengguna dari kemajuan ilmu dan teknologi itu sendiri.
Gap atau kesenjangan inilah yang saya kira perlu mendapat perhatian, sehingga diperlukan kajian dan pendekatan yang terus menerus diantara para pakar dalam bentuk dan sifatnya yang multi, inter, lintas, dan cross disiplin ilmu. Ilmu Kedokteran, ilmu Kesehatan Reproduksi, Ilmu Reproduksi Manusia, tidak mungkin dapat berdiri sendiri saat ini, di dalam menghadapi kompleksitas masalah yang dihadapinya. Sepertinya masalah etika dan hukum bayi tabung yang terus dikembangkan namun dalam beberapa sisi tertinggal oleh pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi program bayi tabung itu sendiri. Semoga dalam dekade kedepan masalah etik dan hukum bayi tabung ini dapat dituntaskan sebagai rambu-rambu pengaman pelaksanaan bayi tabung.***
Penulis, Guru Besar Ob-Gin Unpad, Ketua Majelis Etik Kedokteran IDI Jabar.
5/28/07
AWAS!!!!! Narkoba rawan kriminal
Narkoba Bisa Dorong Pembunuhan
Jakarta, Minggu
Pemakai narkoba tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga mengancam orang-orang di sekitarnya, karena pemakai narkoba yang dalam berada dalam pengaruh obat terlarang bisa terdorong membunuh orang yang ditemuinya.
"Seorang yang berada dalam pengaruh narkoba akan mengalami halusinasi, merasa takut sehingga menjadi paranoid dan menganggap siapa pun di dekatnya adalah musuh yang menjadi ancaman, dan bisa bertindak di luar kontrol, bahkan bisa membunuh siapa pun di dekatnya," kata kriminolog asal Universitas Indonesia (UI), Erlangga Masdiana, di Jakarta, Minggu (25/6).
Erlangga mengatakan, pemakaian narkoba akan bersinergi dengan tingkat kejahatan yang terjadi di masyarakat. "Semakin banyak orang yang memakai narkoba maka bisa dipastikan tingkat kejahatan di lingkungan tersebut akan meningkat pula," katanya.
Dia juga mengatakan pemakai narkoba akan kehilangan kepercayaan diri dan mengalami depresi luar biasa sehingga merasa tidak berguna bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya. "Dalam tingkatan lebih lanjut, seorang pemakai bisa akan terdorong untuk melakukan hal-hal yang menyakiti dirinya dan bisa saja akan sampai bunuh diri," ujar Erlangga yang juga menjabat sebagai Asisten Deputi Kependidikan dan Kepemudaan Kantor Menpora.
Erlangga menyatakan saat ini kesadaran keluarga terutama para orang tua untuk lebih proaktif mencegah keluarganya dari pemakaian narkoba relatif rendah karena saat ini banyak anak usia kelas tiga atau empat SD sudah mengenal bahkan memakai narkoba. "Semuanya berasal dari coba-coba, mulai dari rokok, kemudian mencoba minuman keras dan ujung-ujungnya menggunakan narkoba," katanya.
Sementara itu hasil penelitian Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), menyatakan sekitar 97 persen masyarakat Jakarta tahu bahaya narkoba, namun semangat memeranginya sangat minim. Satu dari 10 keluarga di Jakarta terancam bahaya narkoba, dan 20 persen di antaranya masih terlibat narkoba hingga sekarang. "Diperlukan upaya membangun kesadaran masyarakat dan birokrat tentang bahaya narkoba sehingga akan tercipta keamanan lingkungan dan tingkat kriminalitas bisa ditekan," ungkapnya
Jakarta, Minggu
Pemakai narkoba tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga mengancam orang-orang di sekitarnya, karena pemakai narkoba yang dalam berada dalam pengaruh obat terlarang bisa terdorong membunuh orang yang ditemuinya.
"Seorang yang berada dalam pengaruh narkoba akan mengalami halusinasi, merasa takut sehingga menjadi paranoid dan menganggap siapa pun di dekatnya adalah musuh yang menjadi ancaman, dan bisa bertindak di luar kontrol, bahkan bisa membunuh siapa pun di dekatnya," kata kriminolog asal Universitas Indonesia (UI), Erlangga Masdiana, di Jakarta, Minggu (25/6).
Erlangga mengatakan, pemakaian narkoba akan bersinergi dengan tingkat kejahatan yang terjadi di masyarakat. "Semakin banyak orang yang memakai narkoba maka bisa dipastikan tingkat kejahatan di lingkungan tersebut akan meningkat pula," katanya.
Dia juga mengatakan pemakai narkoba akan kehilangan kepercayaan diri dan mengalami depresi luar biasa sehingga merasa tidak berguna bagi dirinya sendiri, keluarga dan lingkungannya. "Dalam tingkatan lebih lanjut, seorang pemakai bisa akan terdorong untuk melakukan hal-hal yang menyakiti dirinya dan bisa saja akan sampai bunuh diri," ujar Erlangga yang juga menjabat sebagai Asisten Deputi Kependidikan dan Kepemudaan Kantor Menpora.
Erlangga menyatakan saat ini kesadaran keluarga terutama para orang tua untuk lebih proaktif mencegah keluarganya dari pemakaian narkoba relatif rendah karena saat ini banyak anak usia kelas tiga atau empat SD sudah mengenal bahkan memakai narkoba. "Semuanya berasal dari coba-coba, mulai dari rokok, kemudian mencoba minuman keras dan ujung-ujungnya menggunakan narkoba," katanya.
Sementara itu hasil penelitian Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), menyatakan sekitar 97 persen masyarakat Jakarta tahu bahaya narkoba, namun semangat memeranginya sangat minim. Satu dari 10 keluarga di Jakarta terancam bahaya narkoba, dan 20 persen di antaranya masih terlibat narkoba hingga sekarang. "Diperlukan upaya membangun kesadaran masyarakat dan birokrat tentang bahaya narkoba sehingga akan tercipta keamanan lingkungan dan tingkat kriminalitas bisa ditekan," ungkapnya
Tugas 3 artikel TIK pendidikan
"musmulyadi M.Pd" wrote: SARIAWAN YANG MENGGANGGU
Mendengar atau membaca kata sariawan.. ada kemungkinan besar dahi kita langsung berkerut.. membayangkan betapa perih dan sakitnya Karna itu peneliti mencoba untuk mengenal lebih jauh tentang apa itu sariawan, penyebab serta cara pencegahannya.
Sariawan merupakan gangguan mulut yang seringkali mengganggu. Gangguan tersebut dapat berupa kesulitan untuk menelan makanan dan juga kesulitan untuk berbicara. Namun, sariawan sebenarnya mudah kok untuk dihindari dan diatasi.
Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut.?Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu.
Sariawan dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri, seperti kebersihan mulut yang buruk, pemasangan gigi palsu, luka pada mulut karena makanan atau minuman yang terlalu panas, dan kondisi tubuh, seperti adanya alergi atau infeksi.
Sariawan identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran.
Sariawan umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam. Gangguan sariawan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih berusia 6-24 bulan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga memicu sariawan yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi; luka tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur; luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah mengembang; alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas); gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi); menurunnya kekebalan tubuh (setelah sakit?atau stres yang berkepanjangan); dan adanya infeksi oleh mikroorganisme.
Ada beberapa jenis obat yang dikenal bisa membantu meredakan keluhan akibat sariawan. Ada jenis obat berbentuk salep dengan kandungan kortikosteroid yang dioleskan pada luka sariawan. Obat tetes gentien violet, perak nitrat, atau obat kumur dapat membantu mengurangi rasa sakit. Pada penderita sariawan kambuhan yang disertai kecemasan hebat, pemberian obat anti cemas dapat mengatasi masalah. Pemberian vitamin C atau zat besi dalam dosis tinggi pada penderita sariawan yang kekurangan zat-zat tersebut sering dapat menolong.
Sariawan dapat juga diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung?antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Saat ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan. Jika sariawan sudah terlanjur parah, dapat digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan demam). Sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan mulut; serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.
Ada pula masukan dari ibu yang sudah banyak pengalaman menangani anak dan keluarganya yang terkena sariawan. Berikut tips dari para ibu:
diolesi mentega
tiap mau tidur diolesi kenalog + minum redoxon"
pakai Obat Cina 'lo han kuo infusion'
kumur2 pakai enkasari & betadine
Diolesin madu tapi tidak boleh sembarang minum madu, kalau salah malah makin panas dalam. Yang cocok itu cuma satu : madu bunga kapuk randu. Kalau yang lain seperti madu bunga lengkeng, madu bunga rambutan, dll malah ngga cocok. Selain untuk sariawan juga oke untuk radang tenggorokan.
bisa jadi karena pertanda mau sakit flu "minum Vit C yang 1000 mg supaya tidak jadi sakit flu
pakai abotyl
garam
obat Cina 'Pai Fung San', setiap 2-3 jam sekali ditaburin ke
sariawannya.. apalagi kalau mau makan, ditaburin biar bibir juga lebih lemes dan gak sakit buat ngunyah.
pakai odol enzim, kalau parah sekali bisa kumur bactidol, atau pake obat jamu hew fung san"
obat cina yang makainya disemprot, lupa namanya, belinya di toko "Bintang Selatan" di daerah Pancoran, Glodok
minum air tomat
minum Teh Bunga Teratai/Chyrantenum [buat panas dalem sangat manjur ]
hindari stress dan kecapekan
tumbugan "daun saga" yang warna buahnya hitam + merah itu
tiap pagi minum air kacang hijau. (Kacang hijaunya tidak
direbus tapi cuma diseduh pakai air panas+gula sedikit, sampai airnya berwarna hijau baru diminum
Waspadai Sariawan Berkelanjutan
Kendati cukup mengganggu, sariawan seringkali disepelekan oleh penderitanya dan masyarakat pada umumnya.
Rasa perih dan nyeri pada gusi akibat sariawan hanya diobati sendiri dengan sekadar mengonsumsi vitamin C, obat bebas yang dijual di pasaran, atau larutan penyegar yang oleh produsennya diklaim mampu menghilangkan sariawan. Menurut Dr drg Tri Erri Astoeti, MKes, sariawan padahal bisa jadi merupakan penanda awal dari suatu keganasan, seperti kanker di rongga mulut (oral cancer).
“Sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan harus dicurigai. Segera diperiksakan ke dokter, karena bisa jadi itu kanker,” katanya.
Ia menjelaskan, menurut data patologi anatomi terkini, kanker rongga mulut atau squamosa carsinoma merupakan jenis kanker kesembilan yang paling sering diderita penduduk Indonesia .
Jenis kanker tersebut, menurut drg.Rahmi Amta, MDS, bisa menyebar dengan cepat ke organ dan jaringan tubuh yang lain seperti kelenjar getah bening, paru-paru, rongga dada, dan otak.
“Rongga mulut merupakan port of entry atau pintu masuk dari banyak aktivitas. Di sana banyak pembuluh darah dan lapisan epitelnya lebih tipis. Itu membuat sel-sel kanker lebih sering terpapar dan akhirnya menyebar ke bagian yang lain,” ujarnya.
Bila sudah demikian, ia melanjutkan, hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pembedahan dan memberikan terapi baik berupa kemoterapi maupun radioterapi. Pembedahan dan terapi itu pun, kata dia, tidak bisa memberikan jaminan kesembuhan bagi penderita kanker di rongga mulut.
“Hampir 90 persen penderita oral cancer meninggal dunia setelah satu tahun,” ujar Rahmi.
Cegah Lebih Baik
Sebagaimana jenis kanker yang lain, kanker di rongga mulut juga sulit diobati dan disembuhkan. “Karena itu lebih baik kita mencegah supaya itu tidak terjadi, yakni dengan menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut kita.
Lagi pula, pemeliharaan kesehatan gigi pada dasarnya tidak sulit dilakukan. “Kita hanya perlu menggosok gigi secara benar dengan menggunakan pasta gigi dan akan lebih baik kalau yang berfluoride.
Gigi, lidah, dan rongga mulut harus selalu dibersihkan dari sisa-sisa makanan supaya sisa-sisa makanan tidak menjadi asam dan merusak gigi serta gusi juga jangan lupa biasakan menggosok gigi setiap kali habis makan dan sebelum tidur,” katanya.
Peneliti menyarankan agar setiap individu secara teratur memeriksakan kondisi kesehatan giginya ke dokter gigi. enam bulan sekali
Selain itu, peneliti mengingatkan agar setiap individu menghindari perilaku yang berisiko memicu kanker di rongga mulut seperti merokok dan memasukkan obat-obatan ke dalam gigi yang berlubang. (ant)
Referensi:
http://www.dunia-ibu.org/html/sariawan.html
http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=809
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=89875&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=190
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/27/ipt03.html
NAMA MAHASISWA : MUSMULYADI, S.Pd.
NIM : 0601100367
MAHASISWA PASCA SARJANA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TAHUN AJARAN 2006/2007. PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN.
ARTIKEL INI DIBUAT DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS 3 MATA KULIAH TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DALAM PENDIDIKAN.
Mendengar atau membaca kata sariawan.. ada kemungkinan besar dahi kita langsung berkerut.. membayangkan betapa perih dan sakitnya Karna itu peneliti mencoba untuk mengenal lebih jauh tentang apa itu sariawan, penyebab serta cara pencegahannya.
Sariawan merupakan gangguan mulut yang seringkali mengganggu. Gangguan tersebut dapat berupa kesulitan untuk menelan makanan dan juga kesulitan untuk berbicara. Namun, sariawan sebenarnya mudah kok untuk dihindari dan diatasi.
Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut.?Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu.
Sariawan dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri, seperti kebersihan mulut yang buruk, pemasangan gigi palsu, luka pada mulut karena makanan atau minuman yang terlalu panas, dan kondisi tubuh, seperti adanya alergi atau infeksi.
Sariawan identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran.
Sariawan umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam. Gangguan sariawan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih berusia 6-24 bulan.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga memicu sariawan yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi; luka tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur; luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah mengembang; alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas); gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi); menurunnya kekebalan tubuh (setelah sakit?atau stres yang berkepanjangan); dan adanya infeksi oleh mikroorganisme.
Ada beberapa jenis obat yang dikenal bisa membantu meredakan keluhan akibat sariawan. Ada jenis obat berbentuk salep dengan kandungan kortikosteroid yang dioleskan pada luka sariawan. Obat tetes gentien violet, perak nitrat, atau obat kumur dapat membantu mengurangi rasa sakit. Pada penderita sariawan kambuhan yang disertai kecemasan hebat, pemberian obat anti cemas dapat mengatasi masalah. Pemberian vitamin C atau zat besi dalam dosis tinggi pada penderita sariawan yang kekurangan zat-zat tersebut sering dapat menolong.
Sariawan dapat juga diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung?antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Saat ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan. Jika sariawan sudah terlanjur parah, dapat digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan demam). Sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan mulut; serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.
Ada pula masukan dari ibu yang sudah banyak pengalaman menangani anak dan keluarganya yang terkena sariawan. Berikut tips dari para ibu:
diolesi mentega
tiap mau tidur diolesi kenalog + minum redoxon"
pakai Obat Cina 'lo han kuo infusion'
kumur2 pakai enkasari & betadine
Diolesin madu tapi tidak boleh sembarang minum madu, kalau salah malah makin panas dalam. Yang cocok itu cuma satu : madu bunga kapuk randu. Kalau yang lain seperti madu bunga lengkeng, madu bunga rambutan, dll malah ngga cocok. Selain untuk sariawan juga oke untuk radang tenggorokan.
bisa jadi karena pertanda mau sakit flu "minum Vit C yang 1000 mg supaya tidak jadi sakit flu
pakai abotyl
garam
obat Cina 'Pai Fung San', setiap 2-3 jam sekali ditaburin ke
sariawannya.. apalagi kalau mau makan, ditaburin biar bibir juga lebih lemes dan gak sakit buat ngunyah.
pakai odol enzim, kalau parah sekali bisa kumur bactidol, atau pake obat jamu hew fung san"
obat cina yang makainya disemprot, lupa namanya, belinya di toko "Bintang Selatan" di daerah Pancoran, Glodok
minum air tomat
minum Teh Bunga Teratai/Chyrantenum [buat panas dalem sangat manjur ]
hindari stress dan kecapekan
tumbugan "daun saga" yang warna buahnya hitam + merah itu
tiap pagi minum air kacang hijau. (Kacang hijaunya tidak
direbus tapi cuma diseduh pakai air panas+gula sedikit, sampai airnya berwarna hijau baru diminum
Waspadai Sariawan Berkelanjutan
Kendati cukup mengganggu, sariawan seringkali disepelekan oleh penderitanya dan masyarakat pada umumnya.
Rasa perih dan nyeri pada gusi akibat sariawan hanya diobati sendiri dengan sekadar mengonsumsi vitamin C, obat bebas yang dijual di pasaran, atau larutan penyegar yang oleh produsennya diklaim mampu menghilangkan sariawan. Menurut Dr drg Tri Erri Astoeti, MKes, sariawan padahal bisa jadi merupakan penanda awal dari suatu keganasan, seperti kanker di rongga mulut (oral cancer).
“Sariawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan harus dicurigai. Segera diperiksakan ke dokter, karena bisa jadi itu kanker,” katanya.
Ia menjelaskan, menurut data patologi anatomi terkini, kanker rongga mulut atau squamosa carsinoma merupakan jenis kanker kesembilan yang paling sering diderita penduduk Indonesia .
Jenis kanker tersebut, menurut drg.Rahmi Amta, MDS, bisa menyebar dengan cepat ke organ dan jaringan tubuh yang lain seperti kelenjar getah bening, paru-paru, rongga dada, dan otak.
“Rongga mulut merupakan port of entry atau pintu masuk dari banyak aktivitas. Di sana banyak pembuluh darah dan lapisan epitelnya lebih tipis. Itu membuat sel-sel kanker lebih sering terpapar dan akhirnya menyebar ke bagian yang lain,” ujarnya.
Bila sudah demikian, ia melanjutkan, hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan melakukan pembedahan dan memberikan terapi baik berupa kemoterapi maupun radioterapi. Pembedahan dan terapi itu pun, kata dia, tidak bisa memberikan jaminan kesembuhan bagi penderita kanker di rongga mulut.
“Hampir 90 persen penderita oral cancer meninggal dunia setelah satu tahun,” ujar Rahmi.
Cegah Lebih Baik
Sebagaimana jenis kanker yang lain, kanker di rongga mulut juga sulit diobati dan disembuhkan. “Karena itu lebih baik kita mencegah supaya itu tidak terjadi, yakni dengan menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut kita.
Lagi pula, pemeliharaan kesehatan gigi pada dasarnya tidak sulit dilakukan. “Kita hanya perlu menggosok gigi secara benar dengan menggunakan pasta gigi dan akan lebih baik kalau yang berfluoride.
Gigi, lidah, dan rongga mulut harus selalu dibersihkan dari sisa-sisa makanan supaya sisa-sisa makanan tidak menjadi asam dan merusak gigi serta gusi juga jangan lupa biasakan menggosok gigi setiap kali habis makan dan sebelum tidur,” katanya.
Peneliti menyarankan agar setiap individu secara teratur memeriksakan kondisi kesehatan giginya ke dokter gigi. enam bulan sekali
Selain itu, peneliti mengingatkan agar setiap individu menghindari perilaku yang berisiko memicu kanker di rongga mulut seperti merokok dan memasukkan obat-obatan ke dalam gigi yang berlubang. (ant)
Referensi:
http://www.dunia-ibu.org/html/sariawan.html
http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=809
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=89875&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=190
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0704/27/ipt03.html
NAMA MAHASISWA : MUSMULYADI, S.Pd.
NIM : 0601100367
MAHASISWA PASCA SARJANA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TAHUN AJARAN 2006/2007. PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN.
ARTIKEL INI DIBUAT DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS 3 MATA KULIAH TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DALAM PENDIDIKAN.
ARTIKELKU
Apakah HIV?
________________________________________
HIV adalah singkatan daripada Human Immunodeficiency Virus, iaitu sejenis virus yang bertindak dengan melemahkan dan memusnahkan sistem daya tahan badan manusia. Virus HIV telah dikenalpasti sebagai virus yang menyebabkan AIDS.
Apakah AIDS dan apakah yang menyebabkan AIDS?
________________________________________
AIDS merujuk kepada kumpulan penyakit-penyakit yang dihidapi oleh orang-orang yang dijangkiti virus HIV, akibat sistem daya tahan badan mereka yang telah lemah atau musnah:
• Acquired = Diperolehi dengan melakukan sesuatu, yakni bukan semulajadi.
• Immune = Merujuk kepada sistem daya tahan badan
• Deficiency = Kekurangan atau kelemahan. Dengan itu, immunodeficiency bermakna sistem daya tahan yang telah lemah dan kurang berupaya melawan penyakit yang biasanya mudah dihapuskan
• Syndrome = Merujuk kepada sesuatu yang keadaan, gejala atau tanda.
Sistem daya tahan badan seseorang yang telah dijangkiti oleh virus HIV boleh menjadi begitu lemah, sehingga ia tidak dapat melawan anasir-anasir yang mengganggu sistem badannya, sekalipun penyakit-penyakit tadi biasanya ringan dan senang disembuh.
Bagaimanakah HIV merebak?
________________________________________
HIV hanya boleh merebak apabila ia memasuki saluran darah seseorang. Terdapat tiga cara utama:
1. Melalui hubungan seks dengan seorang yang berjangkit, yakni di mana berlaku pemindahan cecair badan seperti mani, mazi, bendalir faraj atau darah dari tubuh seseorang ke tubuh seseorang yang lain.
2. Melalui darah yang telah dijangkiti HIV, umpamanya menggunakan jarum suntikan yang tidak steril, pemindahan darah atau organ-organ badan.
3. Dari ibu yang telah dijangkiti HIV kepada anaknya semasa kehamilan, kelahiran atau penyusuan
Jangkitan HIV tidak seperti virus selsema. Ia tidak boleh berjangkit melalui udara. Anda tidak perlu khuatir yang anda akan dijangkiti kuman HIV melalui pergaulan biasa dengan penghidap HIV, umpamanya dengan berjabat tangan, berkongsi makanan, ataupun menggunakan pinggan mangkuk serta sudu dan garpu yang sama. HIV juga tidak merebak akibat berenang di kolam awam, menggunakan mangkuk tandas yang sama, berkongsi telefon atau memegang tombol pintu, ataupun kerana digigit nyamuk.
Virus HIV hanya boleh hidup dalam tubuh manusia. Ia akan mati sebaik sahaja ia terdedah kepada udara.
Walau demikian, HIV sebenarnya tidak mengenal sasarannya. HIV tidak hanya menjangkiti golongan-golongan tertentu, seperti pengguna dadah, pekerja seks dan mereka yang mengamalkan seks bebas. Anda juga boleh terdedah kepada jangkitan HIV jika anda tidak berwaspada. Yang pasti, sesiapa yang kurang berpengetahuan akan terdedah kepada risiko jangkitan.
Apakah tanda-tanda jangkitan HIV?
________________________________________
Peringkat awal jangkitan HIV biasanya tidak menunjukkan sebarang tanda. Seseorang itu boleh kelihatan sihat dan berasa sihat walaupun dia telah dijangkiti HIV. Keadaan ini mungkin mengambil masa berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Keadaan ini amat merbahaya kerana virus yang terselindung itu sebenarnya boleh menjangkiti orang lain.
Salah satu cara untuk mengetahui bahawa seseorang itu telah dijangkiti HIV adalah dengan menjalani ujian darah HIV, yakni ujian darah bagi mengesan kehadiran antibodi HIV di dalam tubuh kita.
Sesiapa yang pernah terlibat dengan tingkahlaku yang berisiko tinggi perlu menjalani ujian darah HIV. Ini termasuk mereka yang pernah mengadakan hubungan seks tanpa menggunakan kondom, pernah berkongsi jarum suntikan atau pernah menjalani pemindahan darah atau pemindahan organ di luar negeri.
Jika anda punyai pasangan dan jika pasangan anda bersetuju, adalah baik untuk anda mengambil ujian darah HIV bersama-sama.
Kumpulan Bertindak AIDS Singapura menjalankan ujian dan kaunseling HIV tanpa nama di:
Klinik DSC
Blk 31 Kelantan Lane S(200031)
Setiap hari Rabu, 6.30 petang - 8.30 malam
Setiap hari Sabtu, 1.00 petang - 4.00 petang
Keputusan ujian darah HIV secara haemastrip ini boleh diperolehi dalam masa 15 hingga 30 minit.
Sekiranya anda disahkan negatif-HIV (yakni disahkan tidak dijangkiti HIV selepas dua atau tiga kali ujian berkala), anda tidak perlu rasa bimbang.
Sekiranya ujian tersebut menunjukkan keputusan positif, kaunselor atau doktor anda akan memberi nasihat lanjut, agar anda boleh mendapatkan rawatan segera.
Bagaimanakah dapat saya mengurangi risiko dijangkiti HIV?
________________________________________
Anda boleh menjaga diri sendiri dan orang-orang kesayangan anda dari serangan HIV dengan beberapa cara:
• Hubungan seksual hanya dengan pasangan bernikah anda, dan menghindarkan hubungan seksual di luar nikah
• Jauhi hubungan seksual secara sodomi (melalui lubang dubur)
• Jauhi hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada alat kelamin dan hindarkan penggunaan alat-alat tertentu saat berhubungan seksual yang mungkin akan menimbulkan luka
• Jauhi penyalahgunaan dadah, terutama sekali melalui suntikan berkongsi
• Jangan gunakan pisau cukur, gunting kuku atau sikat milik orang lain, kerana alat-alat tersebut mungkin mengandung butir-butir darah penghidap HIV
• Mengadakan pemeriksaan darah untuk mengetahui samada anda mengidap HIV atau tidak
• Mendidik dan membimbing orang-orang kesayangan anda tentang penyakit HIV
________________________________________
Untuk maklumat lanjut, sila hubungi Kumpulan Bertindak AIDS di talian 6254-0212 atau e-mel afa@pacific.net.sg.
"Menimba ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim."
~ Hadith Rasullulah, diriwayatkan oleh Anas r.a.
________________________________________
HIV adalah singkatan daripada Human Immunodeficiency Virus, iaitu sejenis virus yang bertindak dengan melemahkan dan memusnahkan sistem daya tahan badan manusia. Virus HIV telah dikenalpasti sebagai virus yang menyebabkan AIDS.
Apakah AIDS dan apakah yang menyebabkan AIDS?
________________________________________
AIDS merujuk kepada kumpulan penyakit-penyakit yang dihidapi oleh orang-orang yang dijangkiti virus HIV, akibat sistem daya tahan badan mereka yang telah lemah atau musnah:
• Acquired = Diperolehi dengan melakukan sesuatu, yakni bukan semulajadi.
• Immune = Merujuk kepada sistem daya tahan badan
• Deficiency = Kekurangan atau kelemahan. Dengan itu, immunodeficiency bermakna sistem daya tahan yang telah lemah dan kurang berupaya melawan penyakit yang biasanya mudah dihapuskan
• Syndrome = Merujuk kepada sesuatu yang keadaan, gejala atau tanda.
Sistem daya tahan badan seseorang yang telah dijangkiti oleh virus HIV boleh menjadi begitu lemah, sehingga ia tidak dapat melawan anasir-anasir yang mengganggu sistem badannya, sekalipun penyakit-penyakit tadi biasanya ringan dan senang disembuh.
Bagaimanakah HIV merebak?
________________________________________
HIV hanya boleh merebak apabila ia memasuki saluran darah seseorang. Terdapat tiga cara utama:
1. Melalui hubungan seks dengan seorang yang berjangkit, yakni di mana berlaku pemindahan cecair badan seperti mani, mazi, bendalir faraj atau darah dari tubuh seseorang ke tubuh seseorang yang lain.
2. Melalui darah yang telah dijangkiti HIV, umpamanya menggunakan jarum suntikan yang tidak steril, pemindahan darah atau organ-organ badan.
3. Dari ibu yang telah dijangkiti HIV kepada anaknya semasa kehamilan, kelahiran atau penyusuan
Jangkitan HIV tidak seperti virus selsema. Ia tidak boleh berjangkit melalui udara. Anda tidak perlu khuatir yang anda akan dijangkiti kuman HIV melalui pergaulan biasa dengan penghidap HIV, umpamanya dengan berjabat tangan, berkongsi makanan, ataupun menggunakan pinggan mangkuk serta sudu dan garpu yang sama. HIV juga tidak merebak akibat berenang di kolam awam, menggunakan mangkuk tandas yang sama, berkongsi telefon atau memegang tombol pintu, ataupun kerana digigit nyamuk.
Virus HIV hanya boleh hidup dalam tubuh manusia. Ia akan mati sebaik sahaja ia terdedah kepada udara.
Walau demikian, HIV sebenarnya tidak mengenal sasarannya. HIV tidak hanya menjangkiti golongan-golongan tertentu, seperti pengguna dadah, pekerja seks dan mereka yang mengamalkan seks bebas. Anda juga boleh terdedah kepada jangkitan HIV jika anda tidak berwaspada. Yang pasti, sesiapa yang kurang berpengetahuan akan terdedah kepada risiko jangkitan.
Apakah tanda-tanda jangkitan HIV?
________________________________________
Peringkat awal jangkitan HIV biasanya tidak menunjukkan sebarang tanda. Seseorang itu boleh kelihatan sihat dan berasa sihat walaupun dia telah dijangkiti HIV. Keadaan ini mungkin mengambil masa berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Keadaan ini amat merbahaya kerana virus yang terselindung itu sebenarnya boleh menjangkiti orang lain.
Salah satu cara untuk mengetahui bahawa seseorang itu telah dijangkiti HIV adalah dengan menjalani ujian darah HIV, yakni ujian darah bagi mengesan kehadiran antibodi HIV di dalam tubuh kita.
Sesiapa yang pernah terlibat dengan tingkahlaku yang berisiko tinggi perlu menjalani ujian darah HIV. Ini termasuk mereka yang pernah mengadakan hubungan seks tanpa menggunakan kondom, pernah berkongsi jarum suntikan atau pernah menjalani pemindahan darah atau pemindahan organ di luar negeri.
Jika anda punyai pasangan dan jika pasangan anda bersetuju, adalah baik untuk anda mengambil ujian darah HIV bersama-sama.
Kumpulan Bertindak AIDS Singapura menjalankan ujian dan kaunseling HIV tanpa nama di:
Klinik DSC
Blk 31 Kelantan Lane S(200031)
Setiap hari Rabu, 6.30 petang - 8.30 malam
Setiap hari Sabtu, 1.00 petang - 4.00 petang
Keputusan ujian darah HIV secara haemastrip ini boleh diperolehi dalam masa 15 hingga 30 minit.
Sekiranya anda disahkan negatif-HIV (yakni disahkan tidak dijangkiti HIV selepas dua atau tiga kali ujian berkala), anda tidak perlu rasa bimbang.
Sekiranya ujian tersebut menunjukkan keputusan positif, kaunselor atau doktor anda akan memberi nasihat lanjut, agar anda boleh mendapatkan rawatan segera.
Bagaimanakah dapat saya mengurangi risiko dijangkiti HIV?
________________________________________
Anda boleh menjaga diri sendiri dan orang-orang kesayangan anda dari serangan HIV dengan beberapa cara:
• Hubungan seksual hanya dengan pasangan bernikah anda, dan menghindarkan hubungan seksual di luar nikah
• Jauhi hubungan seksual secara sodomi (melalui lubang dubur)
• Jauhi hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada alat kelamin dan hindarkan penggunaan alat-alat tertentu saat berhubungan seksual yang mungkin akan menimbulkan luka
• Jauhi penyalahgunaan dadah, terutama sekali melalui suntikan berkongsi
• Jangan gunakan pisau cukur, gunting kuku atau sikat milik orang lain, kerana alat-alat tersebut mungkin mengandung butir-butir darah penghidap HIV
• Mengadakan pemeriksaan darah untuk mengetahui samada anda mengidap HIV atau tidak
• Mendidik dan membimbing orang-orang kesayangan anda tentang penyakit HIV
________________________________________
Untuk maklumat lanjut, sila hubungi Kumpulan Bertindak AIDS di talian 6254-0212 atau e-mel afa@pacific.net.sg.
"Menimba ilmu adalah kewajiban atas setiap Muslim."
~ Hadith Rasullulah, diriwayatkan oleh Anas r.a.
Subscribe to:
Posts (Atom)